Apa Saja Sih Perbedaan Haji dan Umroh dalam Perspektif Fiqih?

Simak, Cara Pilih PIHK Resmi Agar Tak Terjebak Travel Haji Bodong Tip Aman Mendaftar dan Dapatkan Fasilitas Haji Furoda yang Premium Apa Saja Sih Perbedaan Haji dan Umroh dalam Perspektif Fiqih?

JAKARTA – Perbedaan haji dan umroh dari perpektif fiqih bisa dilihat dari beberapa hal, salah satunya terkait syarat hingga waktu pelaksanaannya. Meskipun ada beberapa hal pula yang sama dari kedua ibadah ke Tanah Suci tersebut.

Haji dan umroh adalah dua ibadah yang memiliki banyak persamaan, namun ada beberapa perbedaan mendasar dalam hal syarat, rukun, dan waktu pelaksanaannya menurut perspektif fiqih. Kedua ibadah ini sama-sama dilakukan di Tanah Suci, dengan berbagai tata cara dan aturan yang ditetapkan dalam syariat Islam, namun memiliki tujuan, persyaratan, dan konsekuensi hukum yang berbeda.

Secara umum, syarat wajib haji dan umroh hampir sama, yakni Islam, baligh, berakal, merdeka, dan mampu (istitha’ah). Namun, ibadah haji lebih ditekankan bagi mereka yang mampu secara finansial, fisik, serta aman perjalanannya, karena merupakan kewajiban sekali seumur hidup.

Sedangkan umroh lebih ringan syaratnya dan tidak diwajibkan bagi setiap Muslim meskipun mampu. Meskipun sangat dianjurkan bagi yang mampu, umroh tidak memiliki kewajiban yang sekuat haji menurut mayoritas ulama. Pun bila bicara soal rukun.

Dalam hal rukun, ada beberapa kesamaan seperti niat (ihram), thawaf, sa’i, dan tahallul (mencukur atau memotong rambut). Namun, haji memiliki satu rukun tambahan yang tidak ada dalam umroh, yaitu wukuf di Arafah. Wukuf ini merupakan puncak dari ibadah haji dan tanpa wukuf, maka ibadah haji dianggap tidak sah. Sementara itu, umroh tidak mensyaratkan adanya wukuf, sehingga rangkaian ibadahnya menjadi lebih singkat dibandingkan dengan haji.

Haji pun hanya bisa dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu, yakni pada bulan-bulan haji (Syawal, Dzulqa’dah, dan Dzulhijjah) dan memiliki puncak ibadah pada tanggal 9 Dzulhijjah di mana jamaah harus melaksanakan wukuf di Arafah. Sebaliknya, umroh dapat dilakukan kapan saja sepanjang tahun, termasuk di luar musim haji. Namun, melakukan umroh di bulan Ramadhan memiliki keutamaan yang sangat besar, bahkan disamakan dengan pahala haji menurut beberapa hadis.

Tak cuma itu, haji merupakan kewajiban sekali seumur hidup bagi setiap Muslim yang memenuhi syarat dan merupakan salah satu rukun Islam yang kelima. Oleh karena itu, jika seseorang sudah mampu, maka ia wajib untuk melaksanakannya. Sedangkan umroh, menurut sebagian ulama, adalah ibadah sunnah muakkad (sunnah yang sangat dianjurkan) dan tidak wajib dilakukan. Namun, ada juga pandangan yang menganggap umroh sebagai ibadah wajib setidaknya sekali seumur hidup bagi yang mampu.

Tata Cara Haji dan Umroh pun Berbeda

Tata cara jalani rangkaian haji dan umroh pun berbeda. Karena haji melibatkan rangkaian rukun yang lebih panjang dan adanya momen wukuf di Arafah, maka waktu pelaksanaannya memakan waktu lebih lama, umumnya sekitar 5 hingga 6 hari. Jamaah haji juga harus mengikuti aturan seperti mabit (bermalam) di Muzdalifah dan Mina.

Sedangkan umroh, karena tidak ada wukuf dan mabit, biasanya bisa selesai dalam waktu satu hari saja, tergantung pada kesiapan dan keadaan fisik jamaah. Soal tahallul jua jadi perbedaan.

Tahallul saat haji sendiri dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahallul awal dan tahallul tsani. Tahallul awal dilakukan setelah melempar jumrah Aqabah pada tanggal 10 Dzulhijjah, sedangkan tahallul tsani dilakukan setelah menyelesaikan semua amalan haji, termasuk thawaf ifadah. Pada umroh, tahallul cukup dilakukan satu kali, yaitu setelah melakukan thawaf dan sa’i.

Haji dianggap sebagai ibadah yang melambangkan puncak penyerahan diri kepada Allah, karena melibatkan momen-momen besar yang menuntut kesabaran dan pengorbanan dari setiap jamaah. Di sisi lain, umroh sering disebut sebagai “haji kecil” dan menjadi latihan spiritual yang tidak kalah pentingnya, namun dengan makna dan bobot ibadah yang lebih ringan. Kedua ibadah ini saling melengkapi dalam menumbuhkan keimanan, tetapi haji memiliki tingkatan yang lebih tinggi karena merupakan pilar utama Islam.

 

Indra Eka Setiawan

Writer & Blogger

Related Posts:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Facebook
Twitter
LinkedIn
Akun ke 3 Milik PT Wisata Halal Indonesia