Visa Mujamalah Adalah Penting! Buktinya Ratusan Jemaah NTB Gagal Berangkat

Visa Mujamalah Adalah Penting! Buktinya Ratusan Jemaah NTB Gagal Berangkat

JAKARTA – Bukti visa haji mujamalah adalah penting baru saja terjadi di Nusa Tenggara Barat (NTB) ketika ratusan jemaah gagal berangkat ke Tanah Suci. Hal itu karena visa mereka belum terbit. Situasi ini menjadi perhatian serius, apalagi sebagian jemaah sudah berada di asrama haji Embarkasi Lombok dan siap berangkat.

Data dari Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) NTB menyebutkan bahwa setidaknya terdapat 107 jemaah dari Kota Mataram, 52 jemaah dari Lombok Tengah, serta 24 tenaga kesehatan yang belum mendapatkan visa. Salah satu hal yang banyak dipertanyakan adalah apakah hal ini berkaitan dengan sistem baru, termasuk perubahan pengelolaan visa haji mujamalah.

Sebagai informasi, visa mujamalah adalah jenis visa haji yang diberikan secara khusus oleh Pemerintah Arab Saudi melalui jalur non-reguler. Tahun ini, proses penerbitannya menghadapi tantangan baru karena sistem pengajuan dan verifikasinya mengalami pembaruan signifikan.

Salah Satu Hambatan Penerbitan Visa Mujamalah Adalah Sistem Baru

Menurut Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag NTB, Lalu Muhammad Amin, penyebab utama keterlambatan adalah karena perubahan sistem pengelolaan visa haji oleh Pemerintah Arab Saudi. Jika sebelumnya pengajuan visa bisa dilakukan secara fleksibel, kini data jemaah yang sudah masuk tidak bisa lagi diubah.

Selain itu, proses ini juga melibatkan delapan syarikah atau perusahaan penyelenggara haji di Arab Saudi. “Inilah yang membuat sistem menjadi lebih kompleks. Proses klaim data jemaah dari tiap syarikah tidak selalu selaras. Ini bukan hanya terjadi di Indonesia, tapi juga negara lain,” ujar Amin.

Tak sedikit yang mengaitkan permasalahan ini dengan visa mujamalah. Padahal, visa mujamalah adalah visa yang biasanya diterbitkan secara terbatas dan di luar kuota haji reguler, sehingga mekanismenya memang berbeda dengan visa reguler yang digunakan oleh sebagian besar jemaah.

Kemenag NTB memastikan bahwa mereka terus bekerja 24 jam penuh, berkoordinasi dengan Direktorat Penyelenggaraan Haji dan Umrah di pusat untuk menyelesaikan masalah ini secepat mungkin. Jemaah yang belum memiliki visa akan dipindahkan ke kloter berikutnya, asalkan visanya sudah terbit.

Sementara itu, beberapa jemaah yang sudah masuk asrama tetapi belum memiliki visa diminta untuk kembali ke daerah asal mereka sambil menunggu proses penerbitan. “Ini dilakukan untuk menghindari penumpukan di asrama dan memastikan kenyamanan jemaah lainnya. Koper dan perlengkapan mereka tetap kami simpan agar mempermudah keberangkatan nanti,” jelas Amin.

Kemenag juga menjelaskan bahwa visa mujamalah adalah bagian dari kuota tambahan yang sering kali diberikan melalui jalur undangan khusus. Sayangnya, meski terdengar lebih fleksibel, visa ini juga tetap memerlukan proses yang cukup panjang dan ketat dalam verifikasi data.

Kemenag NTB mengimbau para jemaah agar tetap tenang dan bersabar menghadapi situasi ini. Mereka menegaskan bahwa semua jemaah, termasuk pemegang visa haji mujamalah, akan tetap diberikan layanan yang setara—mulai dari konsumsi, akomodasi, hingga informasi terkini.

Sekadar catatan, visa mujamalah adalah visa yang sangat terbatas dan memerlukan koordinasi langsung antara pihak Arab Saudi dan otoritas pengelola haji. Dengan meningkatnya jumlah peminat haji tiap tahun, wajar jika prosesnya lebih rumit dari sebelumnya.

Jadi, bagi kamu yang ingin memahami lebih lanjut tentang visa mujamalah adalah jenis visa apa, serta bagaimana mekanisme dan tantangannya, pastikan terus mengikuti informasi resmi dari Kemenag dan lembaga penyelenggara haji terpercaya.

 

Indra Eka Setiawan

Writer & Blogger

Related Posts:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Facebook
Twitter
LinkedIn
Akun ke 3 Milik PT Wisata Halal Indonesia