JAKARTA – Visa mujamalah adalah fasilitas undangan khusus dan langsung dari pemerintah Arab Saudi kepada pihak-pihak tertentu. Tapi jangan salah sangka, visa mujamalah sejauh ini hanya menjadi layanan khusus untuk beribadah haji yang juga dikenal dengan haji furoda, dan bukan untuk kegiatan lain.
Memang, beberapa visa mujamalah juga diberikan secara gratis kepada tamu khusus atau orang-orang dengan status tertentu yang diundang oleh pemerintah Arab Saudi. Misalnya pejabat negara, ulama terkenal, selebriti/influencer, atau individu dengan hubungan diplomatik atau politik.
Namun, visa mujamalah adalah secara umum dan dalam praktiknya hanya diperuntukkan bagi mereka yang akan menunaikan ibadah haji, terutama dalam konteks haji furoda atau undangan. Belum ada cotoh kasus yang menunjukkan bahwa visa ini bisa digunakan untuk keperluan lain selain haji.
Jika ada kebutuhan untuk melakukan aktivitas lain di Saudi Arabia, tidak bisa menggunakan visa mujamalah. Kamu harus mengajukan jenis visa lain yang sesuai dengan tujuan, misal visa kunjungan untuk liburan, visa dinas untuk keperluan kedinasan, visa khusus untuk kebutuhan pekerjaan atau studi, dan lainnya.
Nah, untuk visa mujamalah adalah jenis visa khusus haji yang dikeluarkan langsung oleh pemerintah Arab Saudi untuk individu yang mendapatkan undangan langsung dari otoritas atau kerajaan. Artinya, visa mujamalah adalah tidak termasuk dalam kuota haji resmi yang diatur oleh pemerintah Indonesia atau negara lain.
Pemegang visa mujamalah harus berangkat melalui Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK) yang telah terdaftar di Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) dan harus melaporkan keberangkatan mereka kepada pemerintah. Setelah haji selesai, pemegang visa mujamalah harus meninggalkan Arab Saudi dalam waktu tertentu, biasanya tidak lebih dari 10 hari setelah Hari Raya Idul Adha (10 Muharram).
Visa Mujamalah Tetap Berdampak Terhadap Wisata Religi
Terus, apakah visa mujamalah punya dampak terhadap industri pariwisata religi, khususnya bagi Arab Saudi? Tentu saja ada, meski dampak ini mungkin lebih spesifik dan terbatas dibandingkan dengan jenis visa umroh atau pariwisata lainnya.
Visa Mujamalah adalah visa dengan dampak yang cukup spesifik pada industri pariwisata religi, terutama di sektor haji, dengan potensi untuk meningkatkan aktivitas ekonomi dan kualitas layanan. Selain itu, juga membawa tantangan dalam hal manajemen dan persepsi keadilan dalam akses ibadah.
Dampaknya pada industri pariwisata religi yang lebih luas, seperti umroh atau pariwisata ziarah, mungkin lebih terbatas. Tapi perubahan regulasi atau kebijakan, khususnya dari pemerintah Arab Saudi, terkait visa mujamalah bisa menjadi indikator perkembangan industri ini pada masa mendatang.